Kamis, 18 Juli 2013

Perjalanan menuju Morowali Utara

Perjalanan menuju ke Morowali Utara cukup panjang. Uraian berikut melalui Rute dari Makasar-Pare Pare-Palopo-Soroako kemudian menyeberang Danau Matano, menuju ke Morowali. Mari kita tengok Posisi Morowali Utara dalam Peta berikut :





Banyak rute menuju Morowali Utara. Yaitu dari :

1. Palu
2. Poso
3. Luwuk
4. Soroako
5. Masamba
6. Makasar




1. Palu ( ± 431 KM menuju Morowali Utara -Kolonodale- )


Palu ada Bandara, namanya Bandar Udara Mutiara. Setiba di Palu kita banyak alternatif menuju Morowali Utara, mulai rental mobil ( Innova, Avanza, Xenia ) atau travel ( Delita, Jawa Indah, Faiz dll ). Perjalanan dari Palu menuju Morowali Utara di tempuh 10 hingga 12 Jam. 

Kota yang akan di lewati meliputi Palu-Parigi-Poso-Tentena-Taripa-Lembontonara-Tomata-Beteleme-Tompira-Kolonodale. Yang saya cetak tebal sudah masuk di Kabupaten Morowali Utara.

Bagi anda yang belum terbiasa perjalanan darat yang jauh dan berkelok-kelok, siap-siap anda akan mabuk, namun sebaliknya jika anda justru menyukainya, perjalanan ini menjadi pilihan anda.

Palu ke Parigi, kita akan melewati Kebun Kopi, inilah lokasi yang banyak tikungannya ( ekstra hati-hati ).

Parigi-Poso merupakan daerah datar dan melewati pesisir Pantai nan Indah suasananya.

Poso-Tentena-Taripa-Lembontonara-Tomata-Beteleme, kita akan kembali dikoyak-koyak oleh jalan yang membuat pantat kita selalu bergeser dari tempat duduknya. Jangan sampai anda membuat jalan sendiri, akibatnya akan fatal ( Jurang yang menunggu anda ).

Beteleme-Tompira-Kolonodaleu, inilah daerah yang sudah masuk ke daerah Morowali Utara, jalan datar tanpa banyak tikungan. Kecuali 5 KM mendekati Kolonodale. 

Berikut beberapa travel yang dapat di gunakan kearah Morowali Utara dari Palu :

1. Faiz Travel


Dari Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Dari Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

2. Delita Express

Ke Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Ke Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

3. Putra Morowali

Ke Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Ke Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

4. Putra Bali

Ke Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Ke Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

5. Jawa Indah

Ke Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Ke Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

6. Metro Express

Ke Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Ke Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

7. Allugoro

Ke Kolonodale sekitar Rp 160.000,00*)
Ke Tompira sekitar Rp. 140.000,00*)

*). Harga sebelum kenaikan BBM 2013

Semua menggunakan kendaraan L300 atau sejenisnya dan menggunakan AC. Kecuali Jawa Indah, pakai Bus Kecil dan tidak ada AC nya.

Untuk urusan AC, yang recomended adalah yang Delita Express, Metro Express dan Allugoro, selain itu kadang AC tidak menyala karena banyak yang tidak tahan AC.


2. Poso ( ± 221 KM menuju Morowali Utara-Kolonodale- )

Jika anda mempunyai uang lebih, alangkah baiknya anda menggunakan Pesawat hingga Poso. Penerbangan kearah Poso dibuka kembali sekitar tahun 2009. Jadi istilahnya anda memotong kompas perjalanan anda. Waktu tempuh ke Morowali sekitar 4.5 hingga 6 jam.

Rute perjalanan tersebut sama seperti yang saya sebutkan diatas. Poso-Tentena-Taripa-Lembontonara-Tomata-Beteleme, kita akan kembali dikoyak-koyak oleh jalan yang membuat pantat kita selalu bergeser dari tempat duduknya. Jangan sampai anda membuat jalan sendiri, akibatnya akan fatal ( Jurang yang menunggu anda ).

Beteleme-Tompira-Kolonodale, inilah daerah yang sudah masuk ke daerah Morowali Utara, jalan datar tanpa banyak tikungan. Kecuali 5 KM mendekati Kolonodale. 


Dari Poso ke Morowali Utara bisa menggunakan armada seperti dari Palu ke arah Morowali Utara, karena Palu-Morowali Utara melewati Poso.



3. Luwuk ( ± 225 KM menuju Morowali Utara -Kolonodale- )

Jika anda mempunyai uang lebih jg, alangkah baiknya anda menggunakan Pesawat hingga Luwuk ( Banggai ). Dari Luwuk perjalanan ke Morowali ada 2 pilihan :

A. Luwuk - Kolo - Kolonodale

Luwuk - Kolo perjalanan darat selama 3 jam. Di Kolo harus menginap atau menyesuaikan waktu sampainya di Kolo, dipaskan dengan perjalanan Laut, karena penyeberangan dari Kolo ke Kolonodale sekitar jam 9.00 Wita ( Pagi ) dan sampai Kolonodale 17.00 Wita ( Sore ).

B. Luwuk - Ampana - Tentena - Taripa - Lembontonara - Tomata - Beteleme - Kolonodale

Perjalanan ini ditempuh sekitar 12 Jam, perjalanan darat tentunya. Ada jasa rental mobil atau travel.


4. Soroako ( ± 80 KM menuju Morowali Utara -Kolonodale- )

Di Soroako terdapat Bandara Udara Non Komersil PT Vale Indonesia ( Dulu PT INCO, red ). Jika terdapat kursi dalam penerbangan Non Komersil tersebut, kita bisa membeli tiket pesawat ke arah Soroako tersebut, namun harga tiket terasa sangat mahal bila bukan Karyawan PT Vale Indonesia. Dan jika sudah mendapatkan tiket pun, hati-hati, bila ternyata ada karyawan PT Vale Indonesia tiba-tiba membutuhkan tiket tersebut, tiket kita pasti akan di Re-Fund.

Dari Soroako kita bisa menggunakan Ojek menuju Pelabuhan Soroako untuk menyeberang Danau Matano kearah Nuha. Dari Nuha menuju Morowali Utara ( Kolonodale ), bisa menggunakan travel Mega Mas, Liman, Adhi Putra atau travel-travel pribadi.

Waktu tempuh dari Nuha ke Morowali Utara ( Kolonodale ), sekitar 2.45 Jam. Jika lancar dan tanpa berhenti.


5. Masamba

Jika tiket pesawat menuju Soroako Full Book, jangan kawatir, ada pesawat perintis komersil dapat landing di Bandar Udara Masamba. Tentunya bagi yang dapat merengkuh kocek lebih. Dari Masamba, perjalanan dilakukan melalui darat melalui Soroako ( 4 Jam dari Masamba ke Soroako ) dan menyeberang Danau Matano kearah Nuha. Dari Nuha menuju Morowali Utara ( Kolonodale ), bisa menggunakan travel Mega Mas, Liman, Adhi Putra atau travel-travel pribadi.

Waktu tempuh dari Nuha ke Morowali ( Kolonodale ), sekitar 2.45 Jam. Jika lancar dan tanpa berhenti 


6. Makasar ( ± 700 KM menuju Morowali Utara-Kolonodale- )

Dan bila kocek kita pas-pas an, kita bisa hanya sampai Makasar. Dari Makasar perjalanan kita bisa dilanjutkan melalui darat menuju Morowali Utara. Waktu tempuh 12 jam hingga Soroako, penyeberangan 30 Menit, dan dari Nuha ke Morowali Utara-Kolonodale- sekitar 2.45 Jam.

Banyak jasa tranportasi yang melayani hingga Morowali Utara, yaitu :

1. Bus Liman
2. Bus Mega Mas
3. Bus Adhi Putra

Jasa transportasi yang hanya sampai Soroako, yaitu :

1. Bus Bintang Timur
2. Bus Litha

Harga Bus tersebut bervariasi yaitu Rp 90.000 - 180.000 hingga Soroako. Dan bila lanjut ke Morowali Utara ( Soroako - Morowali utara ) berkisar Rp 80.000 - 120.000. Harga tersebut sebelum keniakan BBM.


Morowali Utara, Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah




Berdasarkan Undang - undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Morowali Utara di Provinsi Sulawesi Tengah.

Ibu Kota Kabupaten Morowali Utara ( MorTara ) berkedudukan di Kolonodale Kecamatan Petasia.

Kabupaten Morowali Utara berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Morowali yang terdiri atas cakupan wilayah:

a. Kecamatan Petasia;
b. Kecamatan Petasia Timur ( Pemekaran dari Kecamatan Petasia );
c. Kecamatan Lembo Raya ( Pemekaran dari Kecamatan Lembo );
d. Kecamatan Lembo;
e. Kecamatan Mori Atas;
f. Kecamatan Mori Utara;
g. Kecamatan Soyo Jaya;
h. Kecamatan Bungku Utara; dan
i. Kecamatan Mamosalato.


Kabupaten Morowali Utara mempunyai batas-batas wilayah:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Desa Buyuntaripa, Desa Korondoda, Desa Bugi Kecamatan Tojo dan Desa Rompi Kecamatan Ulubongka Kabupaten Tojo Una-Una;
  • Sebelah timur berbatasan dengan Desa Rata, Desa Gunung Kramat, Desa Matawa, Desa Mangkapa Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai, dan Laut Banda;
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Solonsa Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali dan Desa Nuha, Desa Matano, dan Desa Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan; dan
  • Sebelah barat berbatasan dengan Desa Uelene, Desa Mayasari Kecamatan Pamona Selatan dan Desa Pancasila, Desa Kamba, Desa Matialemba, Desa Kancu’u dan Desa Masewe Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso.


Proses terbentuknya Kabupaten Morowali Utara berdasarkan Undang - undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 yaitu :


Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah ±61.841,29 km persegi dengan penduduk pada tahun 2012 berjumlah ±2.935.343 jiwa terdiri atas 11 (sebelas) kabupaten dan 1 (satu) kota, perlu memacu peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. 


Kabupaten Morowali yang mempunyai luas wilayah ±13.041,32 km persegi dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 berjumlah ±236.534 jiwa terdiri atas 18 (delapan belas) kecamatan dan 258 (dua ratus lima puluh delapan)desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung peningkatan penyelenggaraan pemerintahan. 


Pembentukan Kabupaten Morowali Utara adalah terlahir dari aspirasi masyarakat dan secara administrasi telah bergulir sejak tahun 2003. Alasan pembentukan Kabupaten Morowali Utara merupakan korban dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 yang bersifat ambigu sehingga menimbulkan konflik dalam masyarakat dan menyimpan potensi konflik horizontal yang tinggi dalam masyarakat. 


Sejarah perjuangan melahirkan Kabupaten Morowali tumbuh sejak lama dengan dicetuskan melalui kemauan politik resolusi DPRD/GR PropinsiSulawesi Tengah No.1/DPRD/1966, yang isinya meminta kepada pemerintah pusat agar Propinsi Sulawesi Tengah dimekarkan menjadi 11 (sebelas) Daerah Otonom Tingkat II, salah satunya adalah Kabupaten Morowali yang saat itu disebut wilayah Kerajaan Mori dan Kerajaan Bungku. 


Kabupaten Morowali Utara merupakan wilayah yang didiami oleh mayoritas Suku Mori yang tergolong kelompok majemuk dan multikultur. Menurut Albert C. Kruyt (“het Lanschap Mori”) mengklasifikasi penduduk Kerajaan Mori terdiri dari penduduk pribumi, yaitu mereka yang telah lama menetap dan menjadi warga Kerajaan Mori yang terbagi lagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu orang Mori asli, penduduk bukan orang Mori, dan penduduk aslibukan orang Mori (suku-suku lain) yang mendiami wilayah kerajaan dan penduduk suku-suku yang berasal dari daerah lain dan sejak berabad-abad melakukan eksodus dan menetap di wilayah Kerajaan Mori. 


Dengan berakhirnya perang dunia ke II, Pemerintah Hindia Belanda melakukan penataan dengan menjadikan wilayah Kerajaan Mori dan Bungku sebagai bagian dari wilayah pemerintahan langsung (Government gebied) dan digabungkan pada wilayah pemerintahan Sulawesi dan daerah bawahannya(Government van Celebes en Onderhoorigheden) yang pusat pemerintahannya di Makassar. 


Selanjutnya bekas Kerajaan Mori dan Bungku sebagai daerah swapraja yang masing-masing berkedudukan di Kolonodale dan Bungku. Daerah SwaprajaMori dibagi 4 (empat) distrik yaitu Distrik Ngusumbatu, Distrik Sampalowo,Distrik Kangua dan Distrik Soyo yang kepala pemerintahannya disebut kepala distrik. Pada tahun 1938 Pemerintah Hindia Belanda melakukan reorganisasi struktur pemerintah dan menghasilkan keputusan padatahun 1942 bahwa wilayah Swapraja Mori dijadikan 3 (tiga) distrik yaitu Distrik Tomata berpusat di Tomata, Distrik Ngusumbatu berpusat di Tinompo, dan Distrik Petasia berpusat di Kolonodale. Seluruh wilayah permukiman penduduk Suku Mori, wilayah Kecamatan Bungku Utara, dan Kecamatan Mamasalato yang menyatakan aspirasi dan pernyataan sikap sebagai yang dahulu sebagai eks daerah Swapraja Bungku kini berada dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Morowali Utara. 


Dengan luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk seperti tersebut diatas, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya terjangkau terutama di wilayah pedalaman dan kepulauan. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. 


Sarana dan prasarana pemerintahan yang sudah sangat lengkap terbangun di wilayah Morowali Utara sehingga dapat dipastikan apabila terbentuk pelayanan pada masyarakat akan langsung dilakukan tanpa harus membebani APBD dengan pembangunan gedung pemerintahan. Sarana prasarana pemerintahan yang sudah tersedia di Kabupaten Morowali Utara di antaranya, kantor bupati, kantor DPRD kabupaten, kantor dinas-dinas,rumah jabatan pimpinan pemerintahan kabupaten, kantor kejaksaan,rumah tahanan, kantor syahbandar, kantor bea cukai, kantor TNI/Polri,serta fasilitas pelayanan umum yakni pelabuhan, kesehatan umum, depot Pertamina, telekomunikasi, kelistrikan, perbankan, dan PDAM.


Sumber kekayaan alam yang besar di wilayah Morowali sehingga dapat dipastikan Morowali Utara dapat membiayai APBD tanpa membebani Kabupaten Morowali. Kesanggupan Kabupaten Morowali Utara dalam pembiayaan daerah berdasarkan potensi kekayaan alam yang meliputi nikel, minyak, gas, marmer, perkebunan karet dan kelapa sawit, sektor pertanian, perikanan dan perdagangan. Selain itu Ibu Kota Morowali Utara di Kolonodale adalah satu-satunya kota administratif bentukan Belanda yang belum jadi ibu kota kabupaten di Indonesia.


Pembentukan Kabupaten Morowali Utara yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Morowali terdiri atas 9 (sembilan) kecamatan, yaitu Kecamatan Petasia, Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Lembo Raya, Kecamatan Lembo, Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Mori Utara, Kecamatan Soyo Jaya, Kecamatan Bungku Utara, dan Kecamatan Mamosalato. Kabupaten Morowali Utara memiliki luas wilayah keseluruhan ±10.004,28 km persegi dengan jumlah penduduk ±92.766 jiwa pada tahun 2012 dan terdiri atas 125 (seratus dua puluh lima) desa/kelurahan. ( AW20130719 )